FUNGSI-FUNGSI KOMUNIKASI MASSA
- Wiryanto,
2000, Teori Komunikasi Massa, Grasindo, Jakarta, halaman
10-13.
Wilbur Schramm menyatakan, komunikasi massa berfungsi sebagai decoder,
interpreter dan encoder. Komunikasi massa mendecode lingkungan sekitar kita,
mengawasi kemungkinan timbulnya bahaya, mengawasi terjadinya persetujuan dan
juga efek dari hiburan. Komunikasi massa menginterpretasikan hal-hal yang
di-decode sehingga dapat mengambil kebijakan terhadap efek, menjaga
berlangsungnya interaksi serta membantu anggota-anggota masyarakat menikmati
kehidupan. Komunikasi massa juga meng-encode pesan-pesan yang memelihara
hubungan kita dengan masyarakat lain serta menyampaikan kebudayaan baru kepada
anggota-anggota masyarakat. Peluang ini dimungkinkan karena komunikasi massa
mempunyai kemampuan memperluas pandangan, pendengaran dalam jarak yang hampir
tidak terbatas, dan dapat melipatgandakan suara dan kata-kata secara luas.
Menurut Harold D. Laswell :
a. Surveillance of the environment
Fungsinya sebagai pengamatan lingkungan, yang oleh Schramm disebut decoder
yang menjalankan fungsi The Watcher.
b. Correlation of the parts of society in responding to the environment
Fungsinya menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan
lingkungan. Schramm menamakan fungsi ini sebagai interpreter yang melakukan
fungsi The forum.
c. Transmission of the social heritage from one generation to the next.
Fungsinya penerusan atau pewarisan sosial dari satu generasi ke generasi
selanjutnya. Schramm menamakan fungsi ini sebagai encoder yang menjalankan
fungsi The Teacher.
Menurut Charles R. Wright :
a. Surveillance
Menunjuk pada fungsi pengumpilan dan penyebaran informasi mengenai
kejadian-kejadian dalam lingkungan, baik di luar maupun di dalam masyarakat.
Fungsi ini berhubungan dengan apa yang disebut Handling of News.
b. Correlation
Meliputi fungsi interpretasi pesan yang menyangkut lingkungan dan tingkah
laku tertentu dalam mereaksi kejadian-kejadian. Untuk sebagian, fungsi ini
diidentifikasikan sebagai fungsi editorial atau propaganda.
c. Transmission
Menunjuk pada fungsi mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai dan norma-norma
sosial budaya dari satu generasi ke generasi yang lain atau dari
anggota-anggota suatu masyarakat kepada pendatang baru. Fungsi ini
diidentifikasikan sebagai fungsi pendidikan.
d. Entertainment
Menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang dimaksudkan untuk
memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu.
- Mursito
BM, 2006, Memahami Institusi Media (Sebuah Pengantar), Lindu
Pustaka dan SPIKOM, Surakarta, halaman 16-19.
Menurut Harold D. Laswell :
a. Pengawasan Lingkungan
Menunjukkan pengumpulan dan distribusi informasi mengenai kejadian-kejadian
yang berlangsung di lingkungan, baik di dalam maupun di luar masyarakat
tertentu. Fungsi ini berhubungan dengan penanganan berita. Penanganan berita
dalam arti luas lebih dikenal sebagai jurnalisme.
Secara teknis jurnalisme memang merupakan kegiatan mengumpulkan, memformat,
dan menyiarkan informasi, tetapi lebih dari sekedar masalah teknis, jurnalisme
akan selalu dilandasi nilai-nilai serta kode etik jurnalisme. Contohnya
nilai-nilai kebenaran, altruisme, dan sebagaiannya.
b. Korelasi antar bagian masyarakat dalam menanggapi lingkungan
Tindakan korelasi meliputi interpretasi informasi mengenai lingkungan dan
pemakaiannnya untuk berperilaku dalam reaksianya terhadap peritiwa-peristiwa
tadi. Aktivitas ini dikenal sebagai editorial atau propaganda. Editorial dapat
dikatakan sebagai pertanggungjawaban atas berita-berita yang dipilih dan
disajikan, tanggungjawab atas komitmen terhadap pembangunan masyarakat. Hal ini
berhubungan dengan fungsi editorial, yakni: pertama, memberikan bimbingan
kepada masyarakat agar dalam kehidupannya lebih efektif, atau dengan perkataan
lain memberikan bimbingan kepada masyarakat dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang dihadapi di masyarakat. Kedua, memberikan penjelasan
kepada pembaca tentang berita-berita hangat atau aktual. Ketiga, mengajak
pembaca berbincang tentang suatu persoalan aktual sebelum berita itu terlanjur
menjadi pendapat utama (public opinion).
c. Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi
berikutnya.
Transmisi warisan sosial berfokus pada komunikasi pengetahuan, nilai-nilai,
dan norma-norma sosial dari generasi ke generasi lain atau dari anggota-anggota
satu kelompok kepada pendatang baru. Kita sering menyebutnya sebagai fungsi
pendidikan.
d. Hiburan
Fungsi hiburan berhubungan dengan hiburan massa, yang digambarkan para
kritikus kebudayaan sebagai “hiburan massa, adalah disfungsional selama ia
gagal menimbulkan atau menumbuhkan selera publik sampai pada tingkatan yang
mungkin dicapai oleh bentuk-bentuk hiburan yang kurang meluas seperti teater,
opera, dan drama-drama klasik”.
Menurut Denis McQuail (seperti Harold D. Laswell, hanya ditambahkan fungsi
mobilisasi) :
a. Pengawasan Lingkungan
Menunjukkan pengumpulan dan distribusi informasi mengenai kejadian-kejadian
yang berlangsung di lingkungan, baik di dalam maupun di luar masyarakat
tertentu. Fungsi ini berhubungan dengan penanganan berita. Penanganan berita
dalam arti luas lebih dikenal sebagai jurnalisme. Secara teknis jurnalisme memang
merupakan kegiatan mengumpulkan, memformat, dan menyiarkan informasi, tetapi
lebih dari sekedar masalah teknis, jurnalisme akan selalu dilandasi nilai-nilai
serta kode etik jurnalisme. Contohnya nilai-nilai kebenaran, altruisme, dan
sebagaiannya.
b. Korelasi antar bagian masyarakat dalam menanggapi lingkungan
Tindakan korelasi meliputi interpretasi informasi mengenai lingkungan dan
pemakaiannnya untuk berperilaku dalam reaksianya terhadap peritiwa-peristiwa
tadi. Aktivitas ini dikenal sebagai editorial atau propaganda. Editorial dapat
dikatakan sebagai pertanggungjawaban atas berita-berita yang dipilih dan
disajikan, tanggungjawab atas komitmen terhadap pembangunan masyarakat.
Hal ini berhubungan dengan fungsi editorial, yakni: pertama, memberikan
bimbingan kepada masyarakat agar dalam kehidupannya lebih efektif, atau dengan
perkataan lain memberikan bimbingan kepada masyarakat dalam menghadapi
persoalan-persoalan yang dihadapi di masyarakat. Kedua, memberikan penjelasan
kepada pembaca tentang berita-berita hangat atau aktual. Ketiga, mengajak
pembaca berbincang tentang suatu persoalan aktual sebelum berita itu terlanjur
menjadi pendapat utama (public opinion).
c. Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi
berikutnya.
Transmisi warisan sosial berfokus pada komunikasi pengetahuan, nilai-nilai,
dan norma-norma sosial dari generasi ke generasi lain atau dari anggota-anggota
satu kelompok kepada pendatang baru. Kita sering menyebutnya sebagai fungsi
pendidikan.
d. Hiburan
Fungsi hiburan berhubungan dengan hiburan massa, yang digambarkan para
kritikus kebudayaan sebagai “hiburan massa, adalah disfungsional selama ia
gagal menimbulkan atau menumbuhkan selera publik sampai pada tingkatan yang
mungkin dicapai oleh bentuk-bentuk hiburan yang kurang meluas seperti teater,
opera, dan drama-drama klasik”.
e. Mobilisasi
Fungsi ini berhubungan dengan upaya “mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam
bidang politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadang-kadang juga
dalam bidang agama”. Fungsi mobilisasi agaknya yang paling relevan dengan
permasalahan yang mencoba menghubungkan peranan pers dengan upaya mewujudkan
pemerintah yang baik.
Menurut Dye dan Zeigler :
a. Pemberitaan (newsmaking). Media massa mengamati dan melaporkan
b. Interpretasi (interpretation). Menganalisis dan memberikan penilaian
terhadap kejadian-kejadian.
c. Sosialisasi (socialization). Media mengindoktrinasi khalayak
sehubungan dengan nilai-nilai yang berlaku.
d. Persuasi (persuasion). Media berusaha mempengaruhi perilaku khalayak
seperti dalam masa kampanye pemilu.
e. Fungsi agenda setting. Media menentukan apa yang ditentukan berkenaan
dengan isu-isu penting, mendefinisikan masalah serta mengajukan saran pemecahan
masalah.
EFEK KOMUNIKASI MASSA
Menurut
Steven A. Chafee, komunikasi masa memiliki efek-efek berikut terhadap individu
:
1.
Efek
ekonomis : menyediakan pekerjaan, menggerakkan ekonomi (contoh : dengan adanya
industri media massa membuka lowongan pekerjaan)
2. Efek sosial
: menunjukkan status (contoh : seseorang kadang-kadang dinilai dari media massa
yang ia baca, seperti surat kabar pos kota memiliki pembaca berbeda
dibandingkan dengan pembaca surat kabar Kompas.
3. Efek penjadwalan
kegiatan
4. Efek
penyaluran/ penghilang perasaan
5. Efek
perasaan terhadap jenis media
Menurut
Kappler (1960) komunikasi masa juga memiliki efek :
1. Conversi,
yaitu menyebabkan perubahan yang diinginkan dan perubahan yang tidak
diinginkan.
2. Memperlancar
atau malah mencegah perubahan
3. Memperkuat
keadaan (nilai, norma, dan ideologi) yang ada.
Efek Komunikasi Massa
Komunikasi
massa merupakan sejenis kekuatan sosial yang dapat menggerakkan proses sosial ke
arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena itu, efek
atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan melalui
berbagai media (lisan, tulisan, visual/audio visual) perlu dikaji melalui
metode tertentu yang bersifat analisis psikologis dan analisis sosial. Yang
dimaksud dengan analisis psikologi adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil
kerja dan berkaitan dengan wtak serta kodrat manusia.
Donald K
Robert
mengungkapkan, “efek hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan
media massa”. Oleh karena fokusnya adalah pesan, maka efek harus berkaitan
dengan pesan yang disampaikan oleh media massa.
Dalam proses
komunikasi, pesan dalam media massa dapat menerpa seseorang baik secara
langsung mapun tidak langsung. Oleh karena itu, Stamm menyatakan “efek
komunikasi massa terdiri atas primary effect dan secondary effect.
Menurut Steven
M Chaffee, efek media massa dapat dilihat dari tiga pendekatan. Pendekatan
pertama adalah efek dari media massa yang berkaitan dengan pesan ataupun media
itu sendiri. Pendekatan kedua adalah dengan melihat jenis perubahan yang
terjadi pada diri khalayak komunikasi massa yang berupa perubahan sikap,
perasaan dan perilaku atau atau dengan istilah lain dikenal sebagai observasi
terhadap khalayak (individu, kelompok, organisasi, masyarakat atau bangsa) yang
dikenai efek komunikasi massa.
a. Efek Kehadiran Media Massa
Mc Luhan mengemukakan media is the message, media
adalah pesan itu sendiri. Oleh karena itu, bentuk media saja sudah mempengaruhi
khalayak. Menurut Steven M. Chaffee, ada lima jenis efek kehadiran media
massa sebagai benda fisik, yaitu :
·
Efek Ekonomi, kehadiran media massa
memberikan berbagai usaha produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa.
·
Efek Sosial, berkatian dengan
perubahan pada struktur atau interaksi social sebagai akibar dari kehadiran
media massa
·
Penjadwalan Kegiatan Sehari-hari,
Kehadiran media massa membuat aktivitas sehari-hari berpangaruh terhadap adanya
media. Di pagi hari, biasanya masyarakat kota membaca Koran dahulu, Di malam
hari, dimana anak-anak seharusnya tidur, tapi malah menonton tv.
·
Efek Hilangnya Perasaaan Tidak
Nyaman, orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologisnya dengan
tujuan untuk menghilangkan perasaan tidak nyaman, perasaan kesepian, marah,
kesel, kecewa dan sebagainya.
·
Efek menumbuhkan Perasaan Tertentu,
terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negative terhadap
media tertentu. Misalnya orang akan mempunyai perasaan positif terhadap Koran
Kompas dari pada Koran Pos Kota. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada
suatu media massa tertentu erat kaitannya dengna pengalaman individu bersama
media massa tersebut.
b. Efek Pesan
Dalam bagian
ini akan dibahas mengenai efek pesan media massa yang meliputi efek kognitif,
efek afektif, efek behavioral.
1) Efek Kognitif
Akibat yang
timbul pada diri komunikasn yang sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek
kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak
dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan
kognitifnya.
Dengan
berlangganan Koran Pos Kota, kita akan menduga bahwa dunia ini dipenuhi denga
tindakan perkosaan, penganiyaan dan criminal. Dengan melihat acara criminal di
televisi, kita cenderung mengatakan bahw di sekitar kita sudah tidak aman lagi.
Dengan demikian jelaslah bahwa naik surat kabar maupun televise dapat
menonjolkan situasi atau orang tertentu di atas situasi atau orang yang lain.
Media massa
melaporkan dunia nyata secara selektif, maka sudah tentu media massa akan
mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan social yang timpang, bias dan
tidak cermat. Media massa melaporkan dunia nyata secara selektif maka sudah
tentu media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan social
yang timpang, bias dan tidak cermat.
Efek
Prososial Kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang
dikehendaki oleh masyarakat. Bila televise menyebabkan kita lebih mengerti
tentang bahasa Indonesia yang baik da benar, maka televisi telah menimbulkan
efek prososial kognitif. Film Sesame Street yang dirancang para
pendidik, psikolog dan ahli media massa. Setelah melalui berbagai penelitian,
terbukti film ini telah berhasil mempermudah proses belajar.
2) Efek Afektif
Efek ini
kadarnya lebih tingga daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi massa
bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu,
khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih,
gembira, marah dan sebagainya.
Kegembiraan
juga tidak dapat diukur dengan tertawa keras ketika menyaksikan adegan lucu.
Tetapi para peneliti telah berhasil menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi
intensitas rangsangan emosional pesan media massa. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
·
Suasana emosional, menonton sebih
sinetron di televisi atau membaca novel akan dipengaruhi oleh suasana emosional
kita. Adegan-adegan lucu akan menyebabkan kita tertawa terbahak-bahak bila kita
menontonnya dalam keadaan senang.
·
Skema Kognitif, merupakan naskah
yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur peristiwa. Kita tau
bahwa dalam sebuah film action ‘sang jagoan; pada akhirnya akan menang.
·
Suasana Terpaan (Setting Exposure),
Tayangan misteri di tv, membuat kita berpikir bahwa kehidupan mahluk itu adalah
sebagaimana yang kita lihat dalam film atau sinetron tersebut.
·
Predisposisi Individual, mengacu
pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis cenderung menanggapi
trahdi lebih emosional daripada orang yang periang. Orang yang periang akan
senang bila melihat adegan-adegan lucu atau film komedi daripada orang yang
melankolis. Beberapa pnelitian membuktikan bahwa acra yang sama bisa ditanggapi
berlainan oleh orang-orang yang berbeda.
·
Faktor Identifikasi, menunjukkan
sejauhmana orang merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media
massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca atau pendengar menempatkan
dirinya dalam posisi tokoh tersebut.
3) Efek Behavioral
Merupakan
akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk prilaku, tindakan atau
kegiatan. Adegan kekerasan di TV membuat orang menjadi beringas. Siaran memasak
di tv membuat ibu-ibu lebih gemar memasak dan kreatif. Namun ada juga laporan
bahwa, televise gagal mendorong pemirsanya untuk menabung di Bank. Film tidak
sanggup memotivasi remaja perkotaan untuk menghindari pemakaian obat-obat
terlarang.
Mengapa
terjadi efek yang berbeda? Belajar dari media massa tidak bergantung pada
unsure stimulus yang ada pada media massa saja. Kita memerlukan teori, menurut
teori belajar Sosial, orang cenderung meniru prilaku yang diamati. Stimulus menjadi
teladan untuk perilakunya. Penyajian kekerasan dalam media massa menyebabkan
orang melakukan kekerasan pula. Jadi sejauh ini, tampaknya teori belajar sosial
dapat diandalkan untuk menjelaskan efek behavioral media massa.
Daftar
pustaka
Komentar
Posting Komentar